" TOBATNYA
PREMAN SEKOLAH "
Kelompok 2 : M. Faizal
Nasrul Aziz (19)
M.
Kabib Anuwar (20)
M.
Ragil Setya Bagus (21)
M.
Hafid Hidayatulloh (22)
M.
Misbakhul Fanani (23)
M.
Afris Basori (24)
M.
Riski Amrulloh (25)
M.
Andy Kurniawan (26)
M.
Agung Saifulloh (27)
M.
Rofiqi Adityas (28)
M.
Tomi Hardianto (29)
M.
Zulkifli (30)
Rivaldi
Panca Nugroho (31)
Rofi’ul
Hanif (32)
Syahril
Rizkiyah (33)
Theo
Marante (34)
Willy
Billy Mahendra (35)
Tema : Religi
Judul : Tobatya Preman Sekolah
Alur : Maju
Crew : Sutradara -M.Riski Amrulloh (25)
Editor -M. Faizal Nasrul Aziz (19)
-M. Hafid Hidayatullah (22)
Tata Pentas -M. Kabib Anuwar (20)
Tata Rias -Ragil Setya Bagus (21)
Tata Busana -M. Afris Basori (24)
Kameramen -M. Misbakhul Fanani (23)
-M. Agung Saifulloh (27)
Penokohan / Peran :
1.
Willy Billy Mahendra /Abduh (Antagonis) (31)
2.
M.
Andy Kurniawan/ Rudi (Antagonis) (26)
3.
Theo
Marante/ Roni (Antagonis) (34)
4.
Syahril
Rizkiyah/Lailah (Protagonis) (33)
5.
Rofi’ul
Hanif / Bapak Abduh (Protagonis) (32)
6.
M.
Rofiqi Adityas/ Dika (Tritaganis) (28)
7.
M.
Tomy Hardianto/ Agus (Tritagonis) (29)
8.
Rivaldi Panca Nugroho/Rico (Tritagonis) (35)
9.
M.
Zulkifli/ Rukmam (Tritagonis) (30)
Sinopsis
Pada
suatu hari ada seorang anak sekolah yang senang membuat onar disekolah karena
tingkah lakunya. Dia senang berbuat
seperti itu disebabkan oleh suatu hal. Tetapi setelah ada kejadian yang bisa
membuatnya berubah 180° untuk menjadi yang lebih baik dan dia akhirnya menjadi
seorang anak sekolah yang selayaknya dan baik hatinya.
Jadwal
NO
|
HARI/TANGGAL
|
TEMPAT
|
KEGIATAN
|
|
Selasa,26/Mei/2015
|
Sekolah SMKN1SDA
|
Sesi pengambilan gambar babak pertama dan babak ketiga.
|
|
Rabu,27/Mei/2015
|
Rumah siwa
|
Sesi pengambilan gambar babak kedua dan proses editting
|
Tobatnya Preman Sekolah
Pagi pagi preman sekolah sudah membuat masalah . Mereka adalah Abduh dan rudi. Didepan pintu kelas, setiap orang yang mau masuk kelas harus membayar uang kepada Abduh dan rudi jika mereka tidak ingin mendapat sebuah pukulan dimuka mereka. Dari kejauhan, dua anak pejabat tinggi sedang berjalan menuju dalam kelas. Mereka adalah Rukmam dan Agus, Abduh dan Rudi telah menunggu mereka dari tadi.
Abduh : “ Hey! Apa kabar para pejabat cilik ?” (menghadang jalan mereka bertiga) kenapa buru- buru sih santai aja lah? (memeluk Rukmam) kita main-main aja dulu, bener gak Rud?”
Rudi : “ Bener tuh, lagian bel masuk kan masih lama.”
Rukmam : “Kenapa nih ? Kenapa sih kalian hadang jalan kita berdua?”
Roni : “Emang gak tau ya ? Nih kan daerah kita berdua. Kalian sebagai pendatang harus bayar pajak dong sama kita kita. “
Agus : “Ini kan sekolahan gak ada pajak-pajak an kan ? Eh, kamu berdua bocah ingusan dari kolong jembatan mau bertindak aneh aneh? Malas aku bayar.”
Rudi : “ Kamu bilang apa tadi? Bocah ingusan. Oke, jadi kamu gak mau bayar nih !
Agus : “ Bayar? Malas ya mending uang aku buat beli bakso 10 mangkok dari pada buat kalian.”
Roni : “Jadi gimana bos? (menoleh ke arah Abduh)
Abduh : “ (berjalan ke arah Rico dan memegang kerahnya) Heh, kamu jangan sok berani main-main sama kita berdua ya ? ini tanah emang bukan tanah nenek ku tapi ini daerah kekuasaanku. Kalian sebagai pendatang harus mau bayar.”
Rudi : “Kalian mau bayar enggak !
Agus : “Oke, aku mau bayar. Asal kalian mau lepasin kita berdua.”
Abduh : “ Kalian boleh masuk setelah bayar.”
Agus : (mengeluarkan selembar
uang 10 ribuan dari dompetnya) “Nih, duitnya!” (menyerahkan uang itu pada rudi)
Roni : “Hah “10 ribu ,ini mah duit cuma buat beli pentol lah gimana dengan uang makannya ? Kamu anak pejabat minim uang saku kan 50 ribu. Kurang !”
Rukmam : “Aku aja deh yang bayar”(mengeluarkan uang 50 ribu dari dompetnya).
Roni : (mengambil uang 50 ribu tersebut dengan cepat dari tangan Rukmam) “Ini baru duit. Nah sekarang kalian boleh masuk”.
Roni : “Hah “10 ribu ,ini mah duit cuma buat beli pentol lah gimana dengan uang makannya ? Kamu anak pejabat minim uang saku kan 50 ribu. Kurang !”
Rukmam : “Aku aja deh yang bayar”(mengeluarkan uang 50 ribu dari dompetnya).
Roni : (mengambil uang 50 ribu tersebut dengan cepat dari tangan Rukmam) “Ini baru duit. Nah sekarang kalian boleh masuk”.
Keesokan harinya dirumah Abduh.
Bapak : “Dari mana aja kamu nak,
kenapa baru pagi ini kamu barusan pulang?”
Abduh :” Sudahlah pak gak usah dipikirin. Males aku ngebahasnya.”
Abduh :” Sudahlah pak gak usah dipikirin. Males aku ngebahasnya.”
Bapak :” Ya sudah sekarang masuk
yuk kita makan ”
Abduh :” Ga ah, Aku masih kenyang kok. Sekarang
Abduh minta duit aja? Cuma 50
ribu aja. Males aku di rumah
ngeladeni bapak terus. Udah cepet?” (nada membujuk kasar)
Bapak : “50 ribu katamu? Uang dari
mana bapak
dapat uang sebanyak itu nak.” Abduh : “ Pokoknya Abduh gak mau tau, sekarang Abduh
mau uang itu. cepetan?”
Bpak : “ Bpak gak punya uang sebanyak itu
nak?”
Abduh : “Enggak, bapak pasti nyembunyiin sesuatu dari Abduh. (berjalan menuju kamar bapaknya)”
Abduh : “Enggak, bapak pasti nyembunyiin sesuatu dari Abduh. (berjalan menuju kamar bapaknya)”
Abduh lalau meraba kantong ayahnya. Beberapa saat kemudian ternyata dia menemukan uang 50 ribu.
Bapak : “Jangan, jangan kau ambil uang
itu, bapak hanya punya uang itu saja nak.” (sambil merebut)
Abduh :” Argh…. Dasar orang tua bawel. Sudah Abduh mau pergi dulu.” (mendorang bapaknya hingga jatuh ke lantai)
Abduh :” Argh…. Dasar orang tua bawel. Sudah Abduh mau pergi dulu.” (mendorang bapaknya hingga jatuh ke lantai)
Bapak : “ Jangan Abduh bapak mohon nak”( sambil
mengejar
)
Abduh
meinggalkan bapaknya
begitu saja. Layaknya ia tidak mengenal bapaknya
lagi. kemudian ia menelpon Rudi.
Abduh : “Halo, rud. Kamu lagi ngapain?”
Rudi : “ Aku lagi tidur tiduran aja, bosen gak ada kerjaan nih.”
Abduh : “Bagus kalo begitu, kamu sekarang ikut aku makan makan aku yang traktir deh.”
Rudi : “ Aku lagi tidur tiduran aja, bosen gak ada kerjaan nih.”
Abduh : “Bagus kalo begitu, kamu sekarang ikut aku makan makan aku yang traktir deh.”
Rudi : “Hah… uang dari mana loe
bisa traktir gue?”aku yang traktir deh.”
Abduh : “Udah, kamu jangan banyak bacot cepet kesini. Aku udah di depan rumah kamu sama Roni nih”
Rudi : “Okey, bos”
Abduh : “Udah, kamu jangan banyak bacot cepet kesini. Aku udah di depan rumah kamu sama Roni nih”
Rudi : “Okey, bos”
Akhirnya mereka pun pergi bersama ke Warung. Setelah puas makan dan berfoya foya akhirnya mereka berdua pulang ke rumah masing masing.
Bapak : “Baru pulang nak ?. Sekarang kamu mandi dulu sana gih dan ganti pakaian habis itu jangan lupa shalat.”
Abduh : “ Aduh!! bapak ini bawel lagi… bawel lagi. sekarang itu lagi capek pak.”
Bapak : “ Astagfirullah Abduh…. Kenapa
kamu bisa berubah kayak begini nak ?”
Abduh :
“ Udah deh diem aja.”( membentak)
Kelakukan Abduh semakin hari semakin menjadi jadi. Bapakya pun sakitnya semakin parah. Setelah itu Abduh pulang ke rumah.
Abduh : “Pak, Bapak ?”
Rudi : “Kok gak dijawab duh.”
Setelah itu Abduh membuka pintu dan ternyata Bapak Abduh
sedang sakit parah dan berbaring lemas di ruang tamu, pulang kerja.
Abduh : “Pak
bapak kenapa, bapak sakit ?”
Bapak : “Bapak cuma kecapekan aja nak.”
Bapak : “Bapak cuma kecapekan aja nak.”
Abduh : “ Maafin Abduh pak, selam ini
Abduh suka bikin bapak jadi sedih.”
Bapak : “Udalah nak sudah terlanjur.
Bapak pasti memaafkan mu.”
Abduh : “ Terima kasih pak, Abduh janji
nggak akan ngulangi ini lagi.”
Sejak saat itu, Abduh dan Rudi berubah total, ia tidak pernah lagi membuat onar di sekolahnya. Ia menjadi anak yang sangat pendiam dan rajin belajar. Seluruh temannya begitu kaget. Tetapi ternyata banyak dari teman temannya yang memanfaatkan hal ini untuk membalas dendam terutama Rico, Rukmam, Agus dan Dika.
Rico : “Cuih, preman sekolah
ternyata bisa tobat ya, apalagi preman kayak kalian gini. hahahaha” (sambil
tertawa)
Agus : “Paling-paling juga besok sudah jadi preman lagi, tapi yakin aku gak akan takut lagi sama kalian.”
Rukmam : “Kalian mau berubah ?. Jangan ngimpi aku gak akan percaya selamanya kalo kalian bisa berubah menjadi anak yang baik.”
Laila : “Kalian ini gimana sih ? Mereka ini mau berubah malah di olok olok kayak begini. Syukur syukur kalo dia tidak kembali seperti dulu.”
Dika : “ Eh… Kamu itu jangan mudah percaya deh sama dia.”
Agus : “Paling-paling juga besok sudah jadi preman lagi, tapi yakin aku gak akan takut lagi sama kalian.”
Rukmam : “Kalian mau berubah ?. Jangan ngimpi aku gak akan percaya selamanya kalo kalian bisa berubah menjadi anak yang baik.”
Laila : “Kalian ini gimana sih ? Mereka ini mau berubah malah di olok olok kayak begini. Syukur syukur kalo dia tidak kembali seperti dulu.”
Dika : “ Eh… Kamu itu jangan mudah percaya deh sama dia.”
Abduh : “Sudahlah Lail, nggak usah dihiraukan mereka. Mereka
memang pantas kok melakukannya, aku memang yang salah kok. Untuk itu aku mau minta
maaf kepada kalian berempat atas semua yang telah aku perbuat kepada
kalian?”
Laila : “Tapi duh….”
Roni : “Abduh benar, aku juga mau minta maaf sama kalian semua. Dan kalian mau kan maafin kita berdua? Kita nggak ingin ada lagi permusuhan di antara kita.”
Dika : “ Aku memaafkanmu? Jangan bermimpi deh aku aja yang dulu minta maaf sambil berlutut. Sekarang kalian malah minta maaf sama kita tanpa rasa salah apapun. Enak banget yaa !”
Rukmam : “ Bener, ka ! aku juga males banget maafin mereka.”
Agus : “Aku juga gak rela maafin mereka sebelum kita bisa membalas semua yang telah mereka lakukan kepada kita berempat.”
Rico : “Sudah kita pergi aja yuk, ngapain kita harus ngurus masalah mereka berdua kayak orang kurang kerjaan aja.”
Agus : “Kita ke kantin aja yuk, aku laper banget nih”
Rukman : “Ayo” (beranjak pergi)
Abduh : “Laila, kenapa kamu malah belain aku waktu mereka bertiga menghina aku. Bukannya kita berdua ini juga sering nyekitin hati kamu ?”
Rudi : “ Iya, kenapa kamu gak ngolok kita berdua ?”
Laila : “Udahlah, nggak usah kalian ungkit lagi masalah yang lalu itu. Lagi pula aku sudah tidak ada dendam lagi kok sama kalian berdua. Malahan aku juga ikut seneng kalian bisa berubah seperti ini.”
Abduh : “Kamu emang cewek yang baik.”
Laila : “Udah jangan gitu.”( tersipu malu)
Laila : “Tapi duh….”
Roni : “Abduh benar, aku juga mau minta maaf sama kalian semua. Dan kalian mau kan maafin kita berdua? Kita nggak ingin ada lagi permusuhan di antara kita.”
Dika : “ Aku memaafkanmu? Jangan bermimpi deh aku aja yang dulu minta maaf sambil berlutut. Sekarang kalian malah minta maaf sama kita tanpa rasa salah apapun. Enak banget yaa !”
Rukmam : “ Bener, ka ! aku juga males banget maafin mereka.”
Agus : “Aku juga gak rela maafin mereka sebelum kita bisa membalas semua yang telah mereka lakukan kepada kita berempat.”
Rico : “Sudah kita pergi aja yuk, ngapain kita harus ngurus masalah mereka berdua kayak orang kurang kerjaan aja.”
Agus : “Kita ke kantin aja yuk, aku laper banget nih”
Rukman : “Ayo” (beranjak pergi)
Abduh : “Laila, kenapa kamu malah belain aku waktu mereka bertiga menghina aku. Bukannya kita berdua ini juga sering nyekitin hati kamu ?”
Rudi : “ Iya, kenapa kamu gak ngolok kita berdua ?”
Laila : “Udahlah, nggak usah kalian ungkit lagi masalah yang lalu itu. Lagi pula aku sudah tidak ada dendam lagi kok sama kalian berdua. Malahan aku juga ikut seneng kalian bisa berubah seperti ini.”
Abduh : “Kamu emang cewek yang baik.”
Laila : “Udah jangan gitu.”( tersipu malu)
Suatu ketika, Abduh,Roni dan Rudi ini bertekad menjadi siswa terbaik Se-Kabupaten dengan memiliki nilai UNAS terbaik. Ketika teman teman-temannya tahu, mereka tertawa terbahak
bahak.
Rico : “ Hahahaha… jadi kalian bertekad mau jadi yang
tebaik se- kabupaten. Jangan bermimpi deh.”
Rukmam : “Aku aja nih ya, yang belajar tiap hari gak yakin bisa jadi
yang terbaik, ehh… kaian yang masih cupu begitu mau jadi yang terbaik. Sadar
dong Hahaha.”
Agus : “Kita aja anak pejabat
yang setiap hari les di beberapa LBB aja ga yakin masuk 5 besar
se-kabupaten. Kalian
yang bodohnya berpangkat mau jadi yang terbaik. Paling paling lulus
juga syukur.”
Rudi : “Memang kita dari golongan anak yang tidak mampu, tapi ingat kesempatan itu datang kepada siapa pun. Kalo emang kalian bisa kenapa kita tidak bisa ?”
Rudi : “Memang kita dari golongan anak yang tidak mampu, tapi ingat kesempatan itu datang kepada siapa pun. Kalo emang kalian bisa kenapa kita tidak bisa ?”
Rukmam : “Okey, kalo begitu kita
bertarung siapa yang akan menjadi yang terbaik.”
Abduh : “Oke, aku terima tantangan kalian semua”
Rico : “Paling paling melawan mereka berdua kita tak perlu belajar pun bisa menang, benar gak ?”
Dika : “Bener, gak usah belajar paling menang”
Abduh : “Oke, aku terima tantangan kalian semua”
Rico : “Paling paling melawan mereka berdua kita tak perlu belajar pun bisa menang, benar gak ?”
Dika : “Bener, gak usah belajar paling menang”
Untuk memenangkan pertarungan ini Rudi,Roni dan Abduh harus belajar dengan giat.
Setelah mati-matian mereka berdua mencari uang untuk membeli buku, dengan cara bekerja mengamen dan akhirnya keinginannya kesampaian juga. Mereka belajar dengan tekun tiap hari. Dan pada akhirnya mereka menjadi siswa terbaik se-kabupaten sedangkan Agus, Rukmam, Dika dan Rico lulus ujian nasional dengan nilai yang tidak memuaskan lantaran terlalu meremehkan.
Laila : “Selamat ya duh? (menyalami
Abduh) selamat juga ya Rud, Ron . Selamat kalian telah terpilih menjadi siswa
terbaik se-kabupaten.”
Abduh : “ Sama-sama ya Ila, Aku juga mau ngucapin trima kasih buat kamu yang mau nemenin kita belajar selama ini”
Rudi : “ Iya Ila kalo misalnya ya? kita tidak punya temen seperti kamu mungkin kita gak bisa jadi yang terbaik seperti ini?”
Laila : “ Alah, jangan terlalu berlebian namanya juga temen kita harus saling tolong menolong.”
Abduh : “ Eh.. Ila ngomong ngomong kamu tau gak dimana Rico, Agus, Dika sama Rukmam ?”
Laila : “ Emm…. kayaknya sih tadi ada di kelas, mereka kayaknya sedih banget deh setelah tau nilai mereka.”
Rudi : “ Syukurin… biar mereka tau rasa”
Abduh : “ Gimana kalo kita ke mereka aja, kita hibur mereka. Kasihan mereka.”
(Sampai di kelas)
Abduh : “Hai semua.”
Abduh : “ Sama-sama ya Ila, Aku juga mau ngucapin trima kasih buat kamu yang mau nemenin kita belajar selama ini”
Rudi : “ Iya Ila kalo misalnya ya? kita tidak punya temen seperti kamu mungkin kita gak bisa jadi yang terbaik seperti ini?”
Laila : “ Alah, jangan terlalu berlebian namanya juga temen kita harus saling tolong menolong.”
Abduh : “ Eh.. Ila ngomong ngomong kamu tau gak dimana Rico, Agus, Dika sama Rukmam ?”
Laila : “ Emm…. kayaknya sih tadi ada di kelas, mereka kayaknya sedih banget deh setelah tau nilai mereka.”
Rudi : “ Syukurin… biar mereka tau rasa”
Abduh : “ Gimana kalo kita ke mereka aja, kita hibur mereka. Kasihan mereka.”
(Sampai di kelas)
Abduh : “Hai semua.”
Dika : “Apa kalian datang ke sini? Mau pamer karena udah jadi
pemenang petarungan kita atau mau
ngolok-ngolok kita
karena nilai kita yang jelek ?”
Abduh : “Gak kok, kita dateng ke sini cuma mau ngajakin kalian semua makan di kantin. Habis dari tadi muka kalian murung terus sih”
Rico : “Emm… kamu baik banget ya a? sory buat kesalahan aku ke kalian. Aku khilaf kamu mau maafin aku kan?”
Agus : “Aju juga mau minta maaf ya duh? sama kamu rud? kamu berdua mau maafin aku kan?”
Abduh : “Gak kok, kita dateng ke sini cuma mau ngajakin kalian semua makan di kantin. Habis dari tadi muka kalian murung terus sih”
Rico : “Emm… kamu baik banget ya a? sory buat kesalahan aku ke kalian. Aku khilaf kamu mau maafin aku kan?”
Agus : “Aju juga mau minta maaf ya duh? sama kamu rud? kamu berdua mau maafin aku kan?”
Dika : “ Aku juga Du, Ruh. Maafin
kita yaa?”
Rukmam : “Sorry ya aku udah nuduh kamu yang enggak enggak. Aku juga mau minta maaf atas semua salahku ke kamu.”
Abduh : “Kita berdua mau kok maafin kalian, kita juga mau minta maaf ya buat yang dulu dulu ?”
Rico : “Iya kita udah maafin kok”
Roni : “Kalo begitu untuk ngerayain hari ini, kita pergi ke kantin biar aku yang traktir?”
Semuanya : “ayukkkk” ( berjalan bersam sama menuju kantin)
Rukmam : “Sorry ya aku udah nuduh kamu yang enggak enggak. Aku juga mau minta maaf atas semua salahku ke kamu.”
Abduh : “Kita berdua mau kok maafin kalian, kita juga mau minta maaf ya buat yang dulu dulu ?”
Rico : “Iya kita udah maafin kok”
Roni : “Kalo begitu untuk ngerayain hari ini, kita pergi ke kantin biar aku yang traktir?”
Semuanya : “ayukkkk” ( berjalan bersam sama menuju kantin)
Akhirnya, mereka dapat hidup rukun. Walaupun sebelumnya ada pertentangan di antara mereka
0 komentar:
Posting Komentar